PFCBILAL-Balada derita harus dijalani tim pelatih PSMS Medan versi PT Liga Indonesia. Mulai dari tersendat-sendat membayar biaya sekolah anak sampai harus berutang untuk membeli makanan sehari-hari. Selain pelatih kepala, Suharto AD yang tak menerima delapan bulan gaji, dua asistennya juga didera persoalan pelik.
Asisten Pelatih, Colly Misrun mengatakan laju kehidupan rumah tangganya hanya bertumpu pada pekerjaannya sebagai pelatih. Padahal tanggungjawabnya sebagai kepala keluarga teramat besar.
"Saya punya empat anak. Yang sulung terkendala membayar cicilan ketiga uang kuliahnya. Yang SMA mungkin nggak bisa ujian semester karena uang sekolah belum lunas. Setiap mereka minta, saya kasihan sekali, tapi nggak tahu mau berbuat apa. Apalagi saat anak saya bilang dia harus dihukum angkat kaki di depan kelas," katanya dengan raut wajah sayu saat ditemui di Mes Kebun Bunga, Selasa (21/5/2013).
"Saya dikejar-kejar sama showroom, untuk narik ini kereta (sepedamotor, red). Belum lagi rekening listrik yang tak berbayar berbulan-bulan. Jangankan untuk itu semua, untuk makan sehari-hari saja kelabakan sudah. Saya sampai harus berutang. Kalau tak percaya, silakan cek ke rumah saya. Apa Indra Sakti itu nggak punya hati apa?! Lebih baik dia mundur kalau memang nggak sanggup.," katanya dengan nada meninggi.
Pelatih kiper, Mardianto tak kalah berang. Ia mengaku teramat kesulitan menggerakkan roda kehidupan rumah tangganya. Untuk sekadar makan sebagai kebutuhan pokok saja, sudah teramat sulit.
"Setiap jumpa, jawaban Indra Sakti selalu mengambang. Lihat saja, sampai hari ini, mana buktinya dia mau bayar. Jangan hanya ngomong seenaknya saja di media. Jumpai kita, dan berikan hak-hak kita," katanya sembari menggeram.
"Ini bukan hanya soal hidup saya yang megap-megap. Kawan-kawan media boleh lihat hidup pemain-pemain itu, mereka punya anak istri yang harus ditanggung. Untuk beli susu saja nggak sanggup lagi. Sampai berapa lama lagi ini harus terjadi. Jadi, kalau Indra Sakti memang sudah nggak mampu lagi membiayai tim ini, silakan mundur saja," tegasnya.
Sayang, Tribun kembali gagal mengonfirmasi Indra Sakti karena dua nomor kontaknya masih non aktif, meski sudah dihubungi sejak pagi hingga petang. Saat ditunggui di Mes Kebun Bunga, yang bersangkutan tak juga muncul.
(tribunmedan)
PFCBILAL-Balada derita harus dijalani tim pelatih PSMS Medan versi PT Liga Indonesia. Mulai dari tersendat-sendat membayar biaya sekolah anak sampai harus berutang untuk membeli makanan sehari-hari. Selain pelatih kepala, Suharto AD yang tak menerima delapan bulan gaji, dua asistennya juga didera persoalan pelik.
Asisten Pelatih, Colly Misrun mengatakan laju kehidupan rumah tangganya hanya bertumpu pada pekerjaannya sebagai pelatih. Padahal tanggungjawabnya sebagai kepala keluarga teramat besar.
"Saya punya empat anak. Yang sulung terkendala membayar cicilan ketiga uang kuliahnya. Yang SMA mungkin nggak bisa ujian semester karena uang sekolah belum lunas. Setiap mereka minta, saya kasihan sekali, tapi nggak tahu mau berbuat apa. Apalagi saat anak saya bilang dia harus dihukum angkat kaki di depan kelas," katanya dengan raut wajah sayu saat ditemui di Mes Kebun Bunga, Selasa (21/5/2013).
"Saya dikejar-kejar sama showroom, untuk narik ini kereta (sepedamotor, red). Belum lagi rekening listrik yang tak berbayar berbulan-bulan. Jangankan untuk itu semua, untuk makan sehari-hari saja kelabakan sudah. Saya sampai harus berutang. Kalau tak percaya, silakan cek ke rumah saya. Apa Indra Sakti itu nggak punya hati apa?! Lebih baik dia mundur kalau memang nggak sanggup.," katanya dengan nada meninggi.
Pelatih kiper, Mardianto tak kalah berang. Ia mengaku teramat kesulitan menggerakkan roda kehidupan rumah tangganya. Untuk sekadar makan sebagai kebutuhan pokok saja, sudah teramat sulit.
"Setiap jumpa, jawaban Indra Sakti selalu mengambang. Lihat saja, sampai hari ini, mana buktinya dia mau bayar. Jangan hanya ngomong seenaknya saja di media. Jumpai kita, dan berikan hak-hak kita," katanya sembari menggeram.
"Ini bukan hanya soal hidup saya yang megap-megap. Kawan-kawan media boleh lihat hidup pemain-pemain itu, mereka punya anak istri yang harus ditanggung. Untuk beli susu saja nggak sanggup lagi. Sampai berapa lama lagi ini harus terjadi. Jadi, kalau Indra Sakti memang sudah nggak mampu lagi membiayai tim ini, silakan mundur saja," tegasnya.
Sayang, Tribun kembali gagal mengonfirmasi Indra Sakti karena dua nomor kontaknya masih non aktif, meski sudah dihubungi sejak pagi hingga petang. Saat ditunggui di Mes Kebun Bunga, yang bersangkutan tak juga muncul.
(tribunmedan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: