Antara Sariono, Heru dan Indra Sakti Harahap

Sektim Sempat Dintruksikan CEO Menelpon Persih Agar Kalah pfcbilal-Berdasarkan pembeberan fakta pemain, pelatih dan manajemen, Heru Prawono menjadi aktor penting dalam kasus pencobaan pengaturan skor di Divisi Utama, saat PSMS Medan tandang ke Persih Tembilahan dan Persisko Tanjabar lalu. CEO yang baru dipilih ketua umum Indra Sakti Harahap di awal putaran kedua ini meminta pemain untuk kalah. "Kalau kita kalah, maka akan ada gajian. Kalau menang tidak akan ada gajian," demikian ucapnya kepada semua pemain dihadapan pelatih dan manajemen. Makanya saat tandang ke Persih, di bench malah dirinya sibuk mengintrusikan pemain mana yang diganti. Beruntung, pemain pengganti tetap setia kepada PSMS. "Saya no coment," jawab Heru melalui blackberrymesenger (bbm) ketika ditanyai soal itu. Termasuk ketika ingin ditemui meminta statement lebih jelas, tetap tak buka suara. "No coment aja," jawabnya lagi. Lantas siapa Heru Prawono ini? Di tahun 2010, saat Liga Primer Indonesia (LPI) bergulir, Heru merupakan sekretaris tim dari klub Bintang Medan, yang dipimpin Dityo Pramono sebagai CEO. Sebelumnya, Heru bekerja ikut berbisnis minyak dengan Ayah (H Sariono, pengurus yang ikut ke Persih Tembilahan dan Persisko lalu, Red) dan Sarwono, manajer PSMS yang juga adik kandung ayahnya. Di Bintang Medan, Heru juga pernah bermasalah soal uang harian. Sayangnya beberapa pemain yang dimintai keterangannya tak mau lagi mengungkitnya. "Sudahlah bang, itu masa lalu," ujar salah satu pemain eks Bintang Medan. Heru sendiri cukup rutin terjun dalam sepak bola. Aktif mengurusi PS Kinantan (klub anggota PSMS, Red), kerap ditugaskan menjadi LO bagi tim tamu dijalaninya. Termasuk di putaran pertama musim ini, sebelum diangkat menjadi CEO di putaran kedua. Bagaimana hubungan dengan Indra Sakti Harahap? Hal ini bermula dari pesta perayaan ulangtahun PSMS Medan ke-63 (21/4) lalu di Stadion Kebun Bunga. Acara ini dihadiri oleh ketua umum PSSI Djohar Arifin, ketua umum PSMS Indra Sakti Harahap, Faisal Kurnia Harahap (saat itu masih CEO PSMS, Red) dan pengurus PSMS lainnya. Usai acara itu, H Sariono menyampaikan keinginannya mengelola PSMS di putaran kedua. Seluruh biaya tim akan ditanggung, asal dengan catatan anaknya Heru Prawono diangkat menjadi CEO. Karena memang tak mampu lagi dengan biaya, Indra Sakti Harahap langsung setuju. Meskipun hari sudah mulai gelap, keduanya terlihat beberapa saat berpelukan di pinggir lapangan Kebun Bunga. Berbeda dengan beberapa minggu sebelumnya, dimana ketum PSMS justru mendapat makian berupa kalimat kotor dari H Sariono. Itu akibat Indra Sakti yang tak membayar uang biaya makan pemain ke H Sariono selama di mes. Sebelumnya, H Sariono memang menjadi penanggungjawab katering bagi tim PSMS. Akhirnya, surat pengangkatan Heru menjadi CEO pun dikeluarkan. Menyakinkan pemain bahwa gaji pemain akan dibayar, CEO baru Heru Prawono mengundang pemain (16/4) di rumah ayahnya H Sariono. Awal mula terbongkarnya pencobaan pengaturan skor oleh Heru Prawono ada di Persih Tembilahan. Sekretaris tim, Fityan Hamdy juga membeberkan pada tanggal 11 Mei lalu, pukul 08.00 Wib sebelum meeting tim melawan Persih, dirinya mendapat telepon dari nomor 081216911883. "Si penelpon itu minta bertemu dan meminta PSMS kalah dalam pertandingan melawan Persih Tembilahan. Jika kalah, maka PSMS akan mendapatkan Rp400juta untuk tim," bebernya. Penelpon ini pun dilaporkan Fityan ke Heru dan Sarwono sebagai penanggungjawab tim. "Eh Saya malah diintruksikan CEO menghubungi Persih untuk mengalah dengan imbalan Rp200juta. Saya pun tak mau, karena tim kita sendiri butuh uang. Kalau CEO memang punya uang, kok tim lain yang diberi. Inikan aneh," tambah Fityan. Kecurigaan akhirnya terjawab ketika dipertemukan langsung oleh Heru di ruang makan hotel di Kuala Tungkal. Heru dan Cukong yang mengaku bernama David itu membahas skenario kekalahan tim. Fityan mengaku sistem bola jalan sempat disebutkan cukong tersebut. Menit ke berapa cetak dan lepas gol. "Iya, langsung cukong itu bilang, kapan PSMS nak kalah. Terus kalau oke, kita (cukong, Red) harus tau siapa yang kontrol dari lapangan," beber Fityan. Jika Komdis membutuhkan kesaksian soal ini, Fityan mengaku siap dipanggil. (bolahita)

0 komentar: