TRIBUN-MEDAN.com MEDAN - PT Liga Indonesia kemungkinan besar mendepak PSMS Medan dari kompetisi profesional besutannya. Indikasi tersebut semakin menguat karena hanya klub berjuluk Ayam Kinantan ini yang tidak diberikan "form register" peserta kompetisi Divisi Utama PT LI, musim 2013. Hal ini diungkapkan Ketua Umum PSMS Medan versi Rapat Umum Luar Biasa (RULB) Hotel Candi, Indra Sakti Harahap.
"Kita ingin bermain di kompetisi Divisi Utama PT LI. Tapi pak Djoko mengharuskan kami bersinergi dengan manajemen lama (Idris dan kawan-kawan). Sebab ada persoalan yang belum tuntas. Spesifiknya saya belum tahu apa masalahnya. Tapi, PSMS adalah satu-satunya klub yang tidak diberikan form register (berkas pendaftaran)," ujar Indra Sakti yang juga Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kota Medan ini kepada www.tribunmedan.com di Medan, Kamis (1/11/2012).
Sebagaimana diketahui kepengurusan Idris menunggak gaji Sasa Zecevic dan kawan-kawan selama enam bulan plus sisa uang muka sebesar 10 persen. Sesuai aturan, klub profesional wajib menuntaskan persoalan finansial. Sebelumnya, PT LI memberi batas waktu 30 Oktober lalu, bagi klub-klub bermasalah secara finansial untuk menyelesaikannya
"Kami berharap masih bisa bermain di sana (Divisi Utama PT LI, red). Inilah pokok persoalannya, kenapa pengurus belum bisa memberikan 25 persen dari total kontrak kepada pemain. Kami harus mendapat kepastian, sebelum bertindak," tandasnya. (raf).
"Kita ingin bermain di kompetisi Divisi Utama PT LI. Tapi pak Djoko mengharuskan kami bersinergi dengan manajemen lama (Idris dan kawan-kawan). Sebab ada persoalan yang belum tuntas. Spesifiknya saya belum tahu apa masalahnya. Tapi, PSMS adalah satu-satunya klub yang tidak diberikan form register (berkas pendaftaran)," ujar Indra Sakti yang juga Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kota Medan ini kepada www.tribunmedan.com di Medan, Kamis (1/11/2012).
Sebagaimana diketahui kepengurusan Idris menunggak gaji Sasa Zecevic dan kawan-kawan selama enam bulan plus sisa uang muka sebesar 10 persen. Sesuai aturan, klub profesional wajib menuntaskan persoalan finansial. Sebelumnya, PT LI memberi batas waktu 30 Oktober lalu, bagi klub-klub bermasalah secara finansial untuk menyelesaikannya
"Kami berharap masih bisa bermain di sana (Divisi Utama PT LI, red). Inilah pokok persoalannya, kenapa pengurus belum bisa memberikan 25 persen dari total kontrak kepada pemain. Kami harus mendapat kepastian, sebelum bertindak," tandasnya. (raf).
.jpg)
.jpg)
0 komentar: