Di Balik Lahirnya Superstar










PFCBILAL-Menyimak hasil riset yang dilakukan oleh A.T. Kearney, olahraga kini pantas disebut sebagai bisnis menarik. Bagaimana tidak, menurut studi mereka, olahraga secara global bernilai antara 350 miliar dollar AS (sekitar Rp3.478,7 triliun) hingga 450 dollar AS (Rp4.472,7 triliun). Diibaratkan sebagai kue, siapa yang tidak tertarik untuk merebut remah-remahnya?
Sepak bola lagi-lagi menempati posisi tertinggi dalam daftar olahraga yang paling bernilai jual. Pada 2009, perhelatan sepak bola ditaksir bernilai hingga 19,5 miliar dollar AS (sekitar Rp193,8 triliun). Nilai tersebut kian meningkat seiring waktu. Bukan tak mungkin, saat ini, nilainya sudah mencapai hampir dua kali lipat. Tak mengherankan, banyak pihak yang berlomba-lomba menjadikan sepak bola sebagai lahan bisnis.
A.T Kearney memaparkan empat pilar bisnis olahraga termasuk sepak bola. Selain manajemen hak, content , dan event , kepemilikan merupakan pilar yang paling menarik untuk digarap. Betapa tidak, kepemilikan merupakan aset yang tidak terkira besarnya untuk mengeruk uang dan menambah suporter. Contoh konkret kepemilikan adalah penguasaan hak liga, tim, turnamen, dan atlet.
Pemanfaatan kepemilikan sudah dipraktikkan dengan serius di sepak bola. Orang melihatnya sebagai sponsorship  dan brand endorsement . Para pelakunya pun mengemas dengan cantik. Mereka tahu persis cara membidik target mereka yang notabene para penggemar sepak bola. Simpel saja, manfaatkan salah satu unsur yang menjadi penopang terjadinya interaksi sosial yakni segi identifikasi.
Menurut kacamata sosiologi, identifikasi pada dasarnya adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Perilaku ini menghadirkan sosok idola. Si idola adalah orang yang dipuja sehingga banyak orang yang ingin menjadi seperti dirinya. Bahkan, dalam tataran ekstrim, bakal banyak pihak yang ingin menirunya secara persis.
Dalam konteks sepak bola, sosok idola mudah ditemui. Dia adalah para pelaku sepak bola seperti pemain dan pelatih ataupun malah sebuah tim. Mereka memiliki pengaruh besar bagi para penggemarnya. Perilaku ini menghadirkan bintang-bintang lapangan hijau.
Dulu, David Beckham menjadi salah satu contoh terbaik. Sekian lama, popularitas Beckham mendunia. Tak terhitung berapa banyak pihak yang mendompleng ingin memanfaatkan ketenarannya sebagai senjata untuk mencapai tujuan masing-masing. Namun, seiring pensiunnya Beckham, peta persaingan sosok idola dari lapangan hijau menjadi terbuka. Bukan tak mungkin bakal muncul nama-nama baru.
Siapa yang kira-kira bakal menjadi pengganti Beckham? Setiap generasi menghadirkan  idola dengan karakteristik sendiri. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, para pelaku industri olahraga telah bisa mengendusnya. Mereka selalu membutuhkan sosok dan tim idola untuk mempermudah komunikasi dengan para penggemar sepak bola yang menjadi target pasarnya.
(duniasoccer)

0 komentar: