"Saya sangat menyadari dinamika yang berkembang tersebut. Namun perlu kita pahami bersama, bahwa situasi ini tidak hanya terjadi di Medan tapi juga daerah-daerah lain di Indonesia. Untuk itu, saya mengajak kita semua untuk melihat ke depan, membangun semangat dan jati diri tim. Ini semua tidak akan bisa dilakukan jika semua disibukkan dengan tren perpecahan manajemen persepakbolaan yang semakin berkembang dan tidak terkendali. Dalam pandangan saya, kita harus bekerja semuanya, insan sepakbola memiliki tujuan bersama untuk membangkitkan persepakbolaan Medan," tuturnya.
Rahudman menyadari, PSMS Medan acap kali tertinggal dari sisi infrastruktur dan sponsorship. Pihaknya menyakini sedang berbenah memperbaiki dua aspek tersebut, seperti renovasi stadion Teladan. Untuk sponsorship, Rahudman menegaskan komitmennya untuk selalu mempromosikan kepada stakeholder kota untuk membangun finansial PSMS agar klub disertai keuangan dan manajemen yang baik.
"Tidak dapat dipungkiri masalah tersebut merupakan hal utama PSMS kurang berprestasi. Walaupun saya resmi sudah mengundurkan diri sebagai ketum PSMS, tapi tangggung jawab saya masih ada di sana, bagaimana stadion Teladan itu makin baik untuk bisa mengikuti kompetisi baik nasional dan internasional. Sebab, jelek pun PSMS, nama saya akan terbawa-bawa sebagai walikota," tegasnya.
Satu sisi, sebagai walikota, dia juga heran melihat kondisi PSMS. Tim-tim dari daerah lain bisa ditopang keuangan yang baik. Padahal Medan adalah kota dengan perekonomian terbaik di Indonesia. "Saya kadang heran, Medan kota metropolitan, ekonomi kota Medan terbaik di Indonesia, tingkat pertumbuhannya 7,9 persen terbesar dan tertinggi di Asia tenggara, inflasi terendah di Indonesia, 0,5 persen. Tapi ini juga membuktikan, kita punya kekuatan untuk membangun persepakbolaan kota Medan. Saya undang ketua DPRD, ketua KONI (dalam pertemuan) untuk sama-sama punya kewajiabn moral mendorong agar PSMS tidak main-main. Saya akan leluasa berbuat untuk PSMS, apabila tidak lagi jadi pengurus di dalam. Asal ini dibicarakan bersama-sama dan tidak dibawa untuk kepentingan kelompok maupun kepentingan tertentu," bebernya.
Soal dualisme kepengurusan saat ini, Rahudman memilih untuk tidak mengomentari kubu lainnya. Dia hanya mengingat, agar semua berjalan sesuai prinsip AD/ART klub. "Segeralah selenggarakan musyawarah luar biasa pada September ini. Minggu depan usahakan bisa terlaksana. Saya dan DPRD akan memfasilitasi agar dibentuk panitia untuk musyawarah itu. Kita harus mengacu pada AD/ART. Jangan mau eksis, tapi tidak memenuhi prinsip AD/ART. Kondisi PSMS ini keprihatinan kita bersama. Kita jalin komunikasi yang erat demi membangun animo masyarakat dan bagaimana tim ini bisa disegani lawan. Tapi nasib saya juga, kalau saya nonton (di Teladan) menang PSMS, tapi kalau tidak, kalau itu," ujarnya sambil berkelakar.
Dia juga meminta kepada manajemen PSMS ISL dan IPL yang hadir di lokasi untuk menyatukan pemikiran agar PSMS hanya satu. Rahudman juga secara tegas tidak memberikan peluang kepada pengurus untuk interupsi saat menyampaikan pesannya di hadapan semua pengurus klub.
"Kepada pengurus yang melaksanakan kompetisi yang sudah berakhir dan akan kembali lagi, Idris (CEO PSMS), Nanda (Bendahara), Doli (manajer PSMS IPL), Freddy (CEO PSMS IPL), enggak ada lagi PSMS IPL dan ISL di sini. Mari membangun klub. Karena saya diberikan mandat kepada saya, maka jangan melama-lamakan, jangan ada interupsi, kalau ada nanti dilakukan di musyawarah luar biasa bisa menyampaikan aspirasi," tukasnya.
Dia juga menyinggung soal skuat PSMS, agar musim depan lebih menghargai putra daerah. "Ngapain cari pemain dari luar, pemain kitapun ada. Jangan terlena, pemain luar banyak tapi mahal. Kita malah bayar pemain (putra daerah) kecil Rp10 ribu, tapi mau bayar pemain luar lebih. Kenapa enggak kita bayar pemain sendiri Rp100 ribu. Kalau sudah pemain yang kita main, bagus atau tidak, paling enggak kita punya barang," tegasnya.
"Saya juga sudah pikirkan agar bus PSMS diganti dan pembenahan infrastruktur di kebun bunga. Itu aset Pemko, bukan aset siapa-siapa. Enggak ada markas PSMS yang lain, selain di situ. Sayapun kalau ada perpecahan (pengurus) saya tidak akan ikut. Kita hanya satu, tidak ada dua PSMS," ucap Rahudman disambut tepuk tangan pengurus klub. (gk-38)
0 komentar: