Pengunduran diri Ketua Panitia Pelaksana PSMS Medan versi PT Liga Indonesia sangat mengejutkan. Berdasarkan informasi yang dihimpun, panitia pelaksana PSMS Medan versi PT Liga Indonesia merugi besar dari gelaran dua laga kandang. Meninggalkan utang sekitar Rp 24 juta saat laga menghadapi PS Bengkulu, Sabtu (9/2/2013) dan Rp 14 juta ketika melawan PS Bangka, Kamis (14/2/2013).
Jajaran pengurus tak berdaya untuk mengalirkan fulus segar. Sebelumnya, Ketua Umum Indra Sakti Harahap menegaskan bahwa tak ada satupun sponsor konkret yang mau merapat. Menggantungkan asa pada subsidi dari bulanan PT LI sebesar Rp 50 juta ataupun dana patungan adalah kekonyolan tak terpermanai.
Pemasukan dari penjualan tiket pertandingan hanya bisa menyentuh nominal Rp 14 juta. Akumulasi duit tersebut ternyata belum mampu menutupi pengeluaran. Besar pasak daripada tiang. Alhasil, Saryono yang mengordinir gelaran pertandingan beserta tetek bengeknya menjadi subjek utama yang diburu untuk mempertanggungjawabkannya.
Seperti diketahui, beberapa tugas pokok panpel adalah mengurusi izin dan pemberian sewa lapangan, bus, akomodasi bagit tim tamu dan kompensasi bagi perangkat pertandingan dan lainnya. Sebelumnya, manajemen PS Bangka mengutarakan kekecewaan besar karena ketiadaan bus penjemput dan lapangan latihan.
Apakah karena akumulasi problem ini maka Saryono memutuskan mundur?. "Memang semua ini tidak lepas dari dana. Ada utang yang belum terbayarkan tapi saya nggak bisa sebut jumlahnya, nggak etis. Masalah keuangan ini biasa terjadi. Tapi sekali lagi, bukan karena itu saya mundur, memang karena saya nggak sanggup lagi. Masih banyak orang yang lebih bagus, yang bisa kerjakan tugas ini," kata Saryono dengan nada tinggi.
Lantas bagaimana dengan komitmen dan tanggungjawab Anda?. "Di surat itu juga saya lampirkan laporan pertanggungjawaban. Yang pasti ini bukan keputusan emosional tapi sudah saya pikirkan matang-matang," ucap pria berusia 55 tahun ini.
sumber: tribun medan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: