Bandara Kualanamu Beroperasi, Medan Berubah Wajah

PFCBILAL- Diperkirakan, pascapengoperasian Bandar Udara Kuala Namu, Deliserdang, akan membawa perubahan baru bagi wajah Kota Medan. Gedung tinggi dan pencakar langit akan menjamur. Itu akan terjadi jika Bandara Polonia dinonaktifkan dari seluruh aktivitas penerbangan. Seperti disampaikan Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Komda Sumut Ir Simon Dertha MT TP-Md. HAKI mencoba mendalami pola arah pertumbuhan Kota Medan ke depan. "Sekarang saja sudah mulai nampak beberapa gedung tinggi di pusat kota," ujarnya. Disampaikannya, sebagai lembaga profesi yang bergerak di bidang konstruksi, tentu pihaknya ambil andil, mau kemana dan sampai dimana pembangunan di kota ini ke depan. Untuk itu, jelang pengoperasian Bandar Udara Internasional Kualanamu, diprediksi akan berpengaruh kepada tata ruang Kota Medan dan Deliserdang. Investasi di bidang transportasi, khususnya properti akan mengalami siklus yang signifikan. Perubahan tata ruang, tentu akan mempengaruhi infrastruktur, baik infrastruktur jalan, dan yang lainnya. Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Komda Sumut melihat hal ini, bukan permasalahan yang bisa dipandang sebelah mata. Saat informasi akan dioerasikannya Bandara Kualanamu, pembangunan gedung tinggi di Kota Medan sudah mulai marak. Bagaimana ke depan kebijakan terhadap keberadaan Bandara Polonia, perlu diinformasikan kepada khalayak. Sehingga para investor dan kalangan stakeholder yang bergerak di bidangnya akan bisa menyesuaikan diri. Tidak semata melihat, akan dinonaktifkannya Bandara Polonia, maka pembangunan gedung pencakar langit bisa berdiri. "Jika nantinya AURI tetap menggunakan Bandara Polonia, tentu harus ada kajian pendirian bangunan tinggi," ujar Ketua HAKI Sumut Ir Simon Dertha MT TP-Md kepada wartawan, Senin (27/5) di Medan. Kondisi tanah Kota Medan masih perlu diperhatikan, tidak semata dengan peluang pendirian gedung tinggi satu sisi saja. Banyak hal yang harus diperhatikan menurutnya. Bagaimana tata ruang bangunan di atas permukaan tanah, dan bangunan di bawah permukaan tanah nantinya. Pemerintah daerah seharusnya konser dalam hal ini. Sehingga, bagaimana kebijakan kedepan pasca pengoperasian Bandara Kuala Namu seperti apa disain tata ruang yang bisa diterapkan. Untuk itu, HAKI sebagai asosiasi yang bergerak dalam bidang konstruksi akan melakukan pembahasan tentang permasalahan ini di Yang Lim Plaza Medan, Jl Emas/Jl Batu Bara, Jumat 21 Juni 2013 dalam semniar sehari. Seminar tentang "Bangunan Tinggi dan Pencakar Langit Pasca Beroperasinya Bandara Kuala Namu (Permasalahan dan Solusi)". Kegaitan seminar ini, kata Valentana Tariga ST IP-M selaku ketua panitia, adalah kegiatan tahunan HAKI. Namun, saat ini informasi lengkap tentang kebijakan pascapengoperasian Bandara Kualanamu sangat urgen. Mempersiapkan tenaga profesional dan produk pembangunan di Kota Medan akan dilakukan HAKI. Ditambahkannya, pada seminar nantinya akan menghadirkan narasumber Prof Dr Drajat Hoedajanto MEng Ketua Umum HAKI, Prof Dr Mansyur Irsham Ketua Umum Himpunan Ahli Teknik Tanak Indonesia, Ir Steffi Tamilar Ketua BSA-SKA HAKI, Prof Dr Ing Johannes Tarigan Ketua Jurusan Teknik Sipil USU, Bappeda Sumut, dan Realestat Indonesia Sumut.(afr/tribun-medan.com)

0 komentar: