Utang ini merupakan akumulasi dari biaya menginap dan makan pelatih Raja Isa (mantan pelatih PSMS Medan) dan beberapa pemain asing.
Manajer Hotel Residence, Irwan Harahap kepada media, membeberkan pihaknya sudah terlalu bersabar. Secara pribadi, Irwan terpaksa mengikuti temu ramah pengurus PSMS dengan walikota Medan di Balai Kota Grand Aston Hotel, Kamis pekan lalu, hanya demi menemui CEO PSMS, Idris, sambil membawa surat tagihan bernomor 035/SK/RH/XI/12. Ini dilakukannya, lantaran pria yang paling bertanggung jawab di PSMS ini sangat sulit diajak berkomunikasi.
"Saya datang sejak awal dari pukul 19.30 WIB sampai 21.30 WIB, tapi Pak Idris belum datang, saya pilih pulang. Selama ini Pak Idris kalau ditelepon enggak angkat, di SMS juga sulit dibalas. Saya juga sudah sering ke mess Kebun Bunga dan bertemu dengan Rani, stafnya dan selalu jawaban belum ada uang. Makanya saya pilih mau ketemu, tapi saat itu saya juga enggak ketemu," ungkapnya kepada wartawan. Idris sendiri datang lima belas menit setelah kepulangan Irwan.
Dengan segala ketidakpastian, akhirnya manajemen hotel terpaksa meminta Raja Isa keluar dari hotel. Apalagi, Irwan melihat langsung bagaimana mobil rental Raja Isa juga harus ditarik paksa tepat di halaman hotel.
"Kalau membiarkan Raja Isa di sini (hotel) biaya semakin membengkak. Kami harus ambil sikap. Walau sejujurnya, kami menganggap uang senilai Rp42 juta itu tidaklah banyak untuk tim sekelas PSMS, tapi bagi kami hotel melati, ini sangat berarti. Biaya operasional kami tidak bisa ditutupi, dan berimbas pada gaji karyawan. Dan kami sempat menunggak gaji karyawan gara-gara utang PSMS ini," jelasnya.
Irwan memaparkan, masih ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik. Secara pribadi, Irwan juga mencintai PSMS. Hotelnya juga punya kebanggaan digunakan PSMS. "Tapi kalau tidak ada iktikad baik untuk menyelesaikan ini, kami akan lapor polisi. Saya tidak personal ke Pak Idris karena ini adalah PSMS secara manajemen. Tapi Pak Idris adalah pimpinan PSMS saat klub ini menggunakan fasilitas hotel, jadi kepada beliau kami minta pertanggung jawaban. Satu hal lagi, manajemen PSMS sangat kurang kemampuan melobi. Selama ini sangat sulit berkomunikasi dengan baik, padahal kalau mereka mau saja berbicara dengan baik, mungkin kami mengerti. Siapa sih enggak punya utang, tapi kadang ada yang mengerti cara komunikasi," paparnya.
Sementara itu, CEO PSMS ISL, Idris, yang dikonfirmasi via selularnya mengakui adanya utang tersebut. Saat ini, Idris mengaku, pihaknya punya niat melunasi, namun PSMS tidak ada uang yang bisa digunakan untuk membayar segala jenis utang.
Idris menambahkan, jika manajemen PSMS 2011/12 tidak bisa membayar, maka manajemen PSMS musim depan juga punya tanggung jawab melunasi. "Utang itu bukan atas nama saya pribadi, melainkan PSMS sebagai organisasi. Kalau pengurus lama belum juga bisa membayarkannya, itu terserah kepengurusan musim yang akan datang," jelasnya.
Sedangkan, Manajer PSMS ISL, Benny Tomasoa menjelaskan, pihaknya selalu berusaha untuk membayarkan utang. Dalam beberapa pertandingan home PSMS musim lalu, pihaknya menyisihkan sebagian uang tiket untuk menyicil utang di Hotel Residence. Namun diakuinya, kondisi finansial PSMS belum menemukan titik terang dan pihaknya tetap menunggu pelunasan sisa dana dari sponsor.
Benny menambahkan akan segera bertemu dengan CEO PT Liga, Joko Driyono pekan ini untuk membicarakan soal finansial PSMS termasuk gaji pemain. "Saya akan bertemu Senin atau Selasa ini. Niatnya minggu lalu mau ketemu Pak Joko, tapi beliau ke Pekanbaru. Kami ingin komunikasikan seperti apa niatan untuk membantu fasilitasi pembayaran gaji pemain PSMS. Saya tinggal menunggu perintah CEO, kalau bisa berangkat segera, akan lebih baik," ujarnya.
"Pak Joko sebelumnya juga sempat telepon, bertanya soal kepengurusan setelah pihak Indra Sakti (ketum PSMS versi forum klub) ke PT Liga. Beliau bertanya apakah mereka bagian dari PSMS ISL. Mungkin akan membahas soal itu juga (kepengurusan). Tapi kalau saya menilai, selama PSSI tidak satu, kompetisi tidak satu, maka klub juga tidak akan pernah satu," pungkasnya. (gk-38)
0 komentar: