Al Jazeera Tertarik Buat Film Dokumenter PSMS Medan


images: google.com








PFCBILAL-Kasus tunggakan gaji skuat PSMS Medan versi PT Liga Indonesia memang bukan persoalan yang boleh dianggap biasa. Terbukti, media internasional juga tersedot perhatiannya untuk mempublikasikannya secara global. Al Jazeera, stasiun televisi ternama dari Timur Tengah yang berbasis di Qatar terjun ke Medan untuk melakukan peliputan.
Tak sekadar meliput, stasiun televisi berbahasa Arab dan Inggris ini juga tertarik menggarap film dokumenter ironi hidup skuat Ayam Kinantan dan sepakbola Indonesia secara umum. Jumat (19/7/2013) lalu, dua pewarta asing lengkap dengan perangkat peliputan semisal video kamera dan tripod hadir di Lapangan Arhanud P Baterai, Titi Kuning, Medan.
Sore itu, turnamen bertajuk Sensasi Muda Cup memang sedang dihelat. Dua klub lokal bertarung, Putra Buana kontra Prima Sakti. Di dua klub ini memang terdapat beberapa punggawa PSMS Medan LI yang diminta ikut berpartisipasi, sebab jeda kompetisi tengah berlangsung. Si kameramen kerap mengarahkan lensa video pada satu sosok yang tengah berlari mengejar dan merebut bola, Alamsyah Nasution.
Belakangan diketahui si kameramen bernama Ben Folley dan Chan Tau Chou, produser sekaligus reporter Al Jazeera English. Keduanya datang dari kantor Al Jazeera Malaysia yang melaporkan dan mendokumentasikan untuk Al Jazeera. Mereka didampingi Tika yang berperan sebagai fixer dan translator.
Chou menuturkan pihaknya tertarik untuk mengupas cerita sepakbola Indonesia. PSMS Medan menjadi satu bagian penting yang dianggap sebagai klimaks karut marut sepakbola nasional. Tidak hanya di Medan, ada beberapa kota lain yang juga mereka tuju.
"Kami dari Aljazeera ingin mendokumentasikan tentang sepak bola Indonesia. Ya kami kupas dari segala sisi. Satu di antaranya soal gaji, itu akan ada di dalamnya," kata Chou kepada awak media, Sabtu (20/7/2013).
"Rencananya mereka di sini selama sepuluh hari. Peliputan ini nantinya akan dikemas dalam film dokumenter, kemudian ditayangkan para program 101 East. Durasinya sekitar 50 menit. Selain di Medan, kami juga akan berangkat ke Jakarta. Sebenarnya tadi juga mau ke Yogyakarta. Tapi pertandingan IPL nya ditunda jadi batal," timpal Tika.
Tika menuturkan ihwalnya mereka tertarik dengan kondisi sepak bola Indonesia yang dibetot dualisme selama dua musim terakhir.
"Mereka tertarik dengan adanya dua kompetisi di satu negeri, IPL dan ISL. Lalu yang paling mengejutkan dan isu terpanas adalah soal kisruh di PSMS Medan," lanjut Tika.
Selanjutnya mereka juga mewawancarai sejumlah pemain PSMS, malam hari di Omerta Shop, Jalan KH Wahid Hasyim Medan, Jumat (19/7/2013) malam. Pada Sabtu (20/7/2013) pagi pengambilan gambar dilanjutkan di stadion Teladan Medan.
Kiper PSMS LI, Irwin Ramadhana membenarkan jika pihak Al Jazeera telah menemui dirinya beserta rekan-rekannya.
"Ya, mereka mewawancari kami soal gaji dan banyak hal laiinya. Jujur saja, kami sangat terkejut. Ternyata ada media luar negeri yang mau datang jauh-jauh kemari hanya untuk mengetahui masalah kami," katanya.
Senada, gelandang kawakan, Alamsyah Nasution juga tak menduga balada derita penderitaan mereka bisa menyedot perhatian internasioanl.
"Saya pikir ini cukup mengejutkan. Mereka yang di luar sana mau peduli dengan memberitakan keadaan kita. Harusnya PSSI juga malu dengan keadaan ini," katanya mengakhiri.
(tribunmedan)

0 komentar: